Multimedia dari yang sederhana (Mayer, 2001), even low-tech environments allow for multimedia, such as a “chalk and talk” presentation in which someone writes or draws on a blackboard (or use an overhead projector) while presenting a lecture. Atau bahkan multimedia yang paling sederhana (Mayer, 2001), the most basic from of multimedia is a text book lesson consisting of printed text an illustrations. Anda masih bingung. Sesederhana itukah multimedia?
Berikut masih tentang multimedia, multimedia mean that a person sits at a computer terminal and receives a presentation consisting of on-screen text, on-screen graphic or animation, and sounds coming from the computer’s speaker – as with an on – line multimedia encyclopedia. For same people, multimedia means a “live” presentation in which a group of people seated in a room views image presented on one or more screen and hear music or other image on one or more screen and hear music or other sound presented via speakers. Watching a video on a TV screen can be sounds presented via speaker. Watching a video on a TV can be called a multimedia experience because both image and sound are presented. Another example of multimedia is a power point presentation in which someone presents slides from a computer projected onto a larger screen and talks about each one. (Meyer, 2001).
Dari hal yang sangat sederhana, hingga menggunakan teknologi canggih. Kesederhanan multimedia digambarkan ketika orang membuka buku yang berisi teks dan gambar dibuka secara linear maupun random. Kemudian saat orang menonton televisi. Orang presentasi di depan audience menyajikan teks, gambar, gambar, video, dan mendengarkan musik. Ketika orang menggunakan komputer, saat orang mengoperasikan komputernya kemudian menerima informasi dari jaringan internet yang terdiri dari teks, gambar, audio, animasi, dan video. Mestinya orang yang tidak tahu, dikasih tahu.
Teknologi digital informasi?
Mendigitalkan media cetak. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Information Communication and Technology ICT, disamping sebagai alat informasi menggunakan teknologi (digital) juga sebagai alat komunikasi. ICT berkaitan erat dengan suatu proses, penggunaan sebagai alat bantu untuk, manipulasi, pengelolaan informasi, mempublikasikan informasi, dll. Yang terjadi adalah, hanya mendigitalkan teks dan gambar yang ada dalam media cetak. Naskah diberikan kepada programer, selanjutnya dikatakan interaktif, apabila di dalam media tersebut diberi quis.
Sebaiknya Anda tahu
Bagi orang normal, informasi diterima melalui panca indera, terutama mata, telinga, dan rasa. Saat telinga mendengar, mata melihat. Melalui indra mendengaran kata multimedia, kemudian sa’at yang bersamaan, kita melihat kata tersebut dalam bahasa tulis dipisah menjadi dua kata “multi media”. Dua kata tersebut dalam bahasa lisan (voice), nyaris tidak terdapat perbedaan. Padahal masing-masing, memiliki perbedaan. Multi Media vs Multimedia, Hardhono dalam Asandhimitra (2004, hal 74). Perbedaan makna dan frasa. Penting untuk dipahami perbedaan antara “multi media vs multimedia”. Makna frasa kata “multi media”, adalah komponen media yang terdiri dari teks dan gambar disajikan dalam bahan tercetak atau slide, suara disajikan dalam bentuk kaset atau animasi dan film/video disajikan dalam bentuk kaset atau video atau compact disk (CD).
Perbedaanya dengan kata “multimedia” adalah, semua komponen media: teks, gambar, animasi, suara, dan film atau video disajikan dalam satu alat, yaitu komputer multimedia (Sabatini, 2001). Hal ini sangat mungkin dilakukan sebagai hasil dari kemajuan teknologi, baik dari sisi perkembangan teknologi penyimpanan, kecepatan menyiman dan membaca kembali data yang disimpan maupun menyajikannya dalam satu program pembelajaran bahan ajar multimedia.
Kategori multimedia
Multimedia diketegorikan menjadi dua, linear dan non-linear. Keduanya memiliki unsur-unsur media yang sama, yaitu: teks, grafik/fotografi, animasi, audio, dan video.
Multimedia linear. Pesan menggunakan unsur-unsur media, disampaikan secara linear dalam garis waktu (time line). Penonton, menyaksikan informasi dari awal hingga akhir. Seperti disampaikan (Meyer, 2001). Watching a video on a TV screen can be sounds presented via speaker. Watching a video on a TV can be called a multimedia experience because both image and sound are presented.
Multimedia non linear (multimedia interaktif). Berikut ini, adalah kebalikan dari multimedia linear. Kebebasan memilih informasi pada pengguna. Kebebasan pengguna, dalam hal ini adalah mencari, memilih, mengontrol navigasi pada konten, dan penerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (information on demand). Interaktif, pengguna berdialog dengan komputer, dan komputer meresponnya. Respon diberikan dalam waktu nyata (real time). Sampai di sini, pahamkah Anda? Mari kita lanjutkan lagi.
Sejarah multimedia, kapan multimedia itu ada?
video 1
Video 2
Kapan multimedia itu ada?, ke depan multimedia bagaimana dalam perkembangannya?. Dalam buku edisi pertama McGraw-Hill Tay Vaughan (1993) Multimedia: Making It Work. Tay Vaughan (1993) menyatakan "Multimedia adalah kombinasi dari teks, seni grafis, suara, animasi, dan video dikirimkan menggunakan jaringan Internet. Secara umum, pengertian interaktif, bila Anda memberikan struktur elemen terkait di mana pengguna dapat menavigasi, sehinga multimedia interaktif menjadi hypermedia” (wiki). Apa hypermedia?
Hypermedia, hypertext, multimedia. Merupakan gabungan informasi yang saling melengkapi sebuah informasi, sehingga pesan yang disampaikan memiliki makna. Hypermedia, perpanjangan jangka hypertext, adalah media (multimedia) non linear (wiki). Informasi yang terdapat pada hypermedia tidak jauh berbeda dengan multimedia. Informasi mencakup grafik, audio, video, teks biasa dan ditambah dengan hyperlink. Istilah hyperlink, pertama digunakan pada artikel oleh Ted Nelson, 1965. Implementasinya adalah, seperti yang hingga sekarang dapat kita saksikan ketika kita mengakses informasi World Wide Web.
Berikut ini mari kita saksikan, dan bagaimana perkembangan kedepannya?
Multimedia tertua
Kapan multimedia itu ada? Sudut pandang. Setelah membaca dari berbagai artikel, dan
menyaksikan klip video. Wayang pupet (apapun jenis
wayang) merupakan pertujukan multimedia tertua. Meskipun UNESCO baru memberikan pengakuan pada 7 November 2003 UNESCO, bahwa wayang merupakan warisan budaya di Indonesia. (sumber: indonesiawayang). Wayang merupakan pertunjukan multimedia dengan kearifan lokal. Akan tetapi keberadaan pertunjukan wayang, dari waktu ke waktu hingga saat ini mengalami pergeseran. Awalnya bertujuan sebagai tuntunan (afektif) sekarang menjadi tontonan.
Penyebab pergeseran
Rasionalitas lebih diutamakan dalam kehidupan. Hal ini membuat manusia sekarang cenderung untuk membuat kata-kata univok dan menggunakan bahasa matematis. Kata-kata dibuat dengan makna yang sejelas-jelasnya, akibatnya manusia menjadi miskin imajinasi, kurang afektif, kaku, dingin, dan kurang (bahkan tidak) bisa berfikir abstrak. Saat manusia tidak dapat menafsirkan suatu simbol maka simbol tersebut sudah tidak dapat lagi mengejawantahkan makna yang dikandungnya. (sumber: Chandra)
Banyak wayang di Indonesia. Berikut ini satu diantara sekian banyak yang ada.
Pesan afektif
Ketika kita menyaksikan video klip wayang berikut, tidak lebih dari sekedar gambar yang peragakan oleh dalang, yang diiringi oleh berbagai jenis gamelan yang ada. Dalam pertunjukan ini dapat menghipnotis para penggemarnya.
Perang Baratayuda
Benar menurut siapa? Akhir perang Baratayuda. Perang tanding Bima (Werkudoro) melawan prabu Duryudono (raja Hastina). Prabu Duryudono kalah, dan meninggal dalam peperangan. Musuh Bima itu adalah napsunya Duryudono, yang saat ini dia sudah tidak punya napsu "yang ada tinggal raga". Raga (Duryudono), saudara tua Bima. Mari kita saksikan, bersama bagaimana pesan dalam video klip tersebut.Penyebab pergeseran
Rasionalitas lebih diutamakan dalam kehidupan. Hal ini membuat manusia sekarang cenderung untuk membuat kata-kata univok dan menggunakan bahasa matematis. Kata-kata dibuat dengan makna yang sejelas-jelasnya, akibatnya manusia menjadi miskin imajinasi, kurang afektif, kaku, dingin, dan kurang (bahkan tidak) bisa berfikir abstrak. Saat manusia tidak dapat menafsirkan suatu simbol maka simbol tersebut sudah tidak dapat lagi mengejawantahkan makna yang dikandungnya. (sumber: Chandra)
Banyak wayang di Indonesia. Berikut ini satu diantara sekian banyak yang ada.
Pesan afektif
Ketika kita menyaksikan video klip wayang berikut, tidak lebih dari sekedar gambar yang peragakan oleh dalang, yang diiringi oleh berbagai jenis gamelan yang ada. Dalam pertunjukan ini dapat menghipnotis para penggemarnya.
Kemenangan batin
Apa yang dimaksud kemenangan batin? Perang antara Rama melawan Rahwana. Rahwana (raja Alengka). Dalam cerita Ramayana, Rahwana dikenal raja diktator. Kediktatorannya melampaui batas, ketika menjadi raja. Tidak mau diberi tahu yang baik, tidak mau tau, tidak mau kalah kepada siapapun, ingin menguasai seisi jagad dan hidup abadi. Siapapun harus tunduk kepadanya.
Saat perang melawan Rama (raja Ayodya), yang dibantu oleh Hanoman. Saat itu Rahwana berada pada puncak gunung karang kemudian prabu Rama melepaskan panah kiyai Guwowijoyo, yang berarti kemenangan batin. Bagaimana cerita dalam video clip tersebut? Mari kita saksikan bersama.
Apa yang dimaksud kemenangan batin? Perang antara Rama melawan Rahwana. Rahwana (raja Alengka). Dalam cerita Ramayana, Rahwana dikenal raja diktator. Kediktatorannya melampaui batas, ketika menjadi raja. Tidak mau diberi tahu yang baik, tidak mau tau, tidak mau kalah kepada siapapun, ingin menguasai seisi jagad dan hidup abadi. Siapapun harus tunduk kepadanya.
Saat perang melawan Rama (raja Ayodya), yang dibantu oleh Hanoman. Saat itu Rahwana berada pada puncak gunung karang kemudian prabu Rama melepaskan panah kiyai Guwowijoyo, yang berarti kemenangan batin. Bagaimana cerita dalam video clip tersebut? Mari kita saksikan bersama.
Perang Baratayuda
Demikian tentang multimedia, multi media, hypermedia, pesan afektif, dan pekembangan hypermedia yang akan datang. Pembuatan media, tidak sekedar mendigitalkan media cetak. Pada posting sebelumnya dikatakan bahwa "yang mudah itu tidak mudah". Para pembaca, dapat mencari contoh di lingkungan sekitar dengan pendekatan kearifan lokal (local wisdom).
Di atas dikatakan, orang tidak "tahu", bukan berarti bodoh. Ketika suatu saat kita "tahu". Dengan telunjuk yang kita miliki, jangan pernah menunjuk balik.
Daftar bacaan
E. Mayer Richard, (2001).
Multimedia Learning, Cambridge University Press.
Vaughan Tay, (2004), Theresia Ari Prabawati & Agnes Heni Triyuliana.
Multimedia Making It Work, Edisi 6 (tejemahan), judul asli Multimedia Making
It Work sixth Edition. Penerbit Andi Yogyakarta.
Vaughan Tay, (2004), Theresia Ari Prabawati & Agnes Heni Triyuliana.
Multimedia Making It Work, Edisi 6 (tejemahan), judul asli Multimedia Making
It Work sixth Edition. Penerbit Andi Yogyakarta.
Asandhimitra, dkk., (maret, 2004). Pendidikan Tinggi Jarak Jauh, Penerbit Universitas Terbuka.
Saputra Chandra, http://menggagasgagasan.blogspot.com/2008/03/simbolisme-wayang.html
Wayang, http://indonesiawayang.com/sedikit-tentang-site/
http://www.youtube.com/watch?v=J0LmiUPmEws
http://www.youtube.com/watch?v=jHA6AM7yuNo
Saputra Chandra, http://menggagasgagasan.blogspot.com/2008/03/simbolisme-wayang.html
Wayang, http://indonesiawayang.com/sedikit-tentang-site/
http://www.youtube.com/watch?v=J0LmiUPmEws
http://www.youtube.com/watch?v=jHA6AM7yuNo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar